Apa itu CIDR dan VLSM dan supernetting?
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara
alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan
sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan
kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme
routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan
C.
CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar
lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang
sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address
pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai
dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR
/31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.
VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM
dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam
clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan.
selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host,
sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan
perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan
CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah
dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka
akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan
network-nya dapat memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
- routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi
mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol
: RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol
routing : CNAP 1-2),
- semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung
metode VLSM yan menggunakan algoritma penerus packet informasi
Contoh Penerapan VLSM: 130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat:
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka:
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah:
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
dst … sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu:
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu:
/20 = (2x) = 24 = 16
Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat:
130.20.32.0/24
Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
dst … sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = 130.20.47/24
Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0
Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke
4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32
sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Manfaat VLSM:
- Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
- VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara
efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
- Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai
jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets
192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat
diringkas menjadi 192.168.8.0/21.
SUPERNETTING
Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet, dimana
manfaat dari supernetting ini adalah untuk mempersingkat routing table
sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.
Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal
ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam
beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address
pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan
digabung.
Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :
Prosedur Supernetting
- Pada Supernetbit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai
Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai
Broadcast Address.
- Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan
dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit
Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit
0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C
dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada
proses netmasking :
Sebelum Subnetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
Proses netmasking:
11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet-maskKls-C:
255.255.255.0
Setelah Supernetting:
110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh
Proses netmasking:
11111111.11111111.11111100.00000000
Supernet-mask:
255.255.252.0
Sumber:
Belum ada tanggapan untuk "Apa itu CIDR dan VLSM dan supernetting"
Posting Komentar